Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

RUTENG, KOTA MOLAS YANG (MASIH) DONGKI

Sejak tahun lalu, sebagai masyarakat Manggarai tentu kita tak asing lagi dengan ungkapan Ruteng sebagai kota molas . Dalam Bahasa Manggarai, molas berarti cantik, elok, rupawan, indah, menawan dan menarik. Dari arti harfiah ini, kita bisa mengetahui bahwa slogan kota molas adalah sebuah penegasan akan komitmen bersama untuk menata, memperelok, dan mempercantik perwajahan kota Ruteng. Melalui slogan kota molas , terbesit sebuah angan dan kerinduan segenap warga kota Ruteng untuk menjadikan kota Ruteng sebagai kota yang indah, bersih, rapi dan nyaman tentunya. RUTENG YANG (MASIH) DONGKI Saya yakin, kita semua akan sepakat bahwa salah satu persoalan serius di kota Ruteng ialah masalah sampah. Sampah Ruteng seperti halnya di kota-kota lainnya, masih menjadi sebuah persoalan yang belum sepenuhnya tuntas. Hal ini dapat dengan mudah kita temui bila sesekali kita meluangkan waktu untuk berjalan-jalan di seputaran kota Ruteng. Di setiap sudut-sudut kota, masih dengan mudah dapat kita...

IBU MATI DI TUNGKU API

04:00 Pagi masih terlalu pagi ketika wanita tua itu terbangun. Sebetulnya tidurnya belumlah lunas, toh semalam ia tidur paling akhir. Matanya seperti belum bisa terpejam ketika mengetahui anak-anaknya belum tertidur. Meski lelah memasungi raganya, ia sulit memejamkan matanya takkala anak-anaknya belum terlelap. Sesekali ia kan terbangun, walau hanya sekadar tuk memastikan kain dan selimut masih menghangatkan tubuh sang anak. Ibu, yah kurang lebih seperti itulah kami menyapanya. Di waktu sepagi itu, ketika yang lain masih terlelap dengan mimpi-mimpinya, wanita tua itu telah bergumul dengan hawa pagi yang membunuh. Hanya bermodalkan sweater lusuh yang termakan usia, ia menimba air sumur di belakang rumahnya. Yang ada hanya kesunyian, dingin dan pelita kecil yang sepertinya masih belum sanggup taklukkan gelap. Pelita itu seakan menggambarkan semangat hidupnya yang tak pernah padam, meski cahaya kecilnya cuma berjalan sejauh sejengkal cahaya. Kehidupannya sudah seperti itu semenj...