Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Perihal Kerja

* Manusia punya banyak dimensi. Salah satunya ialah manusia sebagai makhluk yang bekerja. Dalam kajian filsafat manusia kita mengenalnya dengan istilah homo faber . Bukan homo homini lupus, yah! Manusia bekerja agar ia menghasilkan uang, biar bisa beli makan, memenuhi kebutuhan hidup, termasuk untuk lagak-lagak. Saya memegang prinsip: semua pekerjaan itu baik selama tidak mencuri dan tidak menyusahkan orang lain. Karena itu, tidak perlu gengsi. Kita tidak bisa makan itu gengsi! Oiaa , untuk siapa pun di luar sana yang sedang membangun usaha, semoga usahanya makin berkembang. Dan siapa pun di luar sana yang sedang mencari pekerjaan, semoga cepat mendapatkan pekerjaan yang diimpikan. Saya percaya dengan salah satu ungkapan yang mengatakan: kalau mau umur panjang dan hidup bahagia, kita harus bahagia dengan apa yang kita kerjakan. Artinya kita harus bahagia dengan pekerjaan atau profesi kita. Dari uraian ini muncul pertanyaan baru: apa itu bahagia? Apa itu bahagia dengan pekerjaan...

CATATAN LATSAR '21

Di Kisol. Foto oleh Excell Lagur.  * Tepat pukul lima, alarm HP kami berbunyi. Kami harus segera mandi dan bergegas. Penerbangan menuju Ende memang dijadwalkan pukul delapan; namun kami memilih untuk bergegas lebih awal. Dalam setiap penerbangan, lebih awal selalu lebih baik bukan? Bandara berbeda dengan terminal travel, karena itu kau tidak boleh telat. Kalo dengan travel, kau bisa bebas pilih travel; kalo di bandara, kau cuma punya satu kesempatan jadi harus atur diri sendiri dengan baik supaya tiket tidak hangus. Setelah minggu-minggu yang melelahkan kami akhirnya kembali ke rumah.  Tiga minggu terakhir, banyak hal yang berantakan. Di tengah jadwal penyusunan soal ujian, saya harus membuat kegiatan aktualisasi di kelas, menganalisis nilai, menyusun laporan, bimbingan dengan mentor, revisi laporan, dan seterusnnya dan seterusnya. Sumpah, bikin hahal. Saya menghabiskan dua minggu terakhir bulan Mei dengan begadang. Sembilan hari di bulan Juni juga dilanjutkan dengan begadang....

Hidup Adalah Teka-teki

  Foto pas wisuda; dengan Lince (oleh adiknya Fian) * S ewaktu kecil, saya bercita-cita menjadi seorang imam. Alasannya sederhana: setiap hari Minggu saya melihat romo di paroki kami, Rm. Josi Erot, Pr dan Romo Ompi Latu, Pr terlihat begitu bercahaya dengan jubahnya. Mereka seperti lebih bercahaya ketika mengangkat tubuh dan darah Kristus. Keinginan saya untuk menjadi imam kian menggebu-gebu ketika pada suatu ketika saya melihat Uskup Ruteng, Mgr. Eduardus Sangsun, SVD. Saya merasa topi uskup dan tongkat gembala menjadikannya lebih keren. Ia tidak hanya terlihat bercahaya, tetapi seolah-olah ada sayap di balik punggungnya dan menjadikannya lebih berwibawah dan luar biasa. Sejak momen-momen itu saya menanamkan tekat dalam diri untuk menjadi imam. Tidak main-main; imam yang berkarya di luar negeri. Kan keren kalo bisa keluar negeri dan keliling-keliling dunia dengan misi Gereja Katolik. Pasti bapa dan mama saya akan senang sekali ketika mendapati anak mereka berkarya di negeri ...