Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Estadio Golo Dukal; Riwayatmu Kini

Dalam konteks sepakbola Eropa, stadion adalah bagian terpenting yang dapat menjadi ikon dan ciri khas suatu wilayah. Selain sebagai tempat pertandigan sepakbola (ataupun keperluan lainnya) stadion juga merupakan identitas yang menggambarkan eksistensi dan keberadaan suatu wilayah. Stadion tidak hanya dipandang sebagai sebuah tempat para bintang lapangan hijau beradu taktik, tetapi lebih jauh dari itu stadion adalah simbol kemegahan dan kebesaran peradaban sebuah wilayah. Bahkan di Brazil yang dikenal sebagai negara sepakbola, stadion dipandang sebagai gereja yang sakral dan mistis. Berbicara mengenai industi dan berbagai tetek bengeknya dunia sepakbola, stadion adalah asal mula segala cerita dan kebesaran. Dari tempat bernama stadion ini, kita mengenal nama-nama masyur semisal Maradona, Ronaldhino, Beckham, Messi, Gerrard, Ronaldo dan lain sebagainya. Stadion adalah sebuah panggung pertunjukan seni sepakbola yang menjadi hidup dan penghidupan bagi para penggiat si kulit bundar. Du...

PAK POLISI, SETAN JALAN RAYA??

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah pengalaman sederhana. Ceritanya berawal ketika di suatu siang saya mengendarakan sepeda motor ke kampus, seorang anak di kompleks saya bernyanyi dengan semangat dan penuh penghayatan. Saya pun tak sengaja menangkap sedikit penggalan lirik yang dinyanyikannya, kurang lebih seperti ini: “Pramuka, pramuka raja rimba. . Marinir, marinir raja laut. . Kopauss, kopasus raja di udara. . PAK POLISI, SETAN JALAN RAYA. .” Tentu mayoritas orang sangat mengenal lagu ini; dan bisa dibilang lagu ini merupakan salah satu lagu anak yang hampir-hampir tak lekang oleh zaman. Kita yang sewaktu kecil mengikuti kegiatan pramuka tentu akrab dengan lagu ini, kita pasti dapat menyanyikan tiap baris dan bait liriknya dengan baik; kalaupun tidak terlibat dalam kegiatan pramuka, saya yakin paling tidak kita pernah mendengarnya. Yang membuat saya merasa tertarik ialah   penggalan lirik pada bagian terakhir yang berbunyi “PAK POLISI, SETAN JALAN RAYA. .” ...

MENYOAL PERSOALAN GAYA BERTAHAN

Diego Simeone,” menang adalah esensi sebuah pertandingan, tak peduli gaya apa yang anda terapkan!” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Entah kenapa sepertinya tak banyak orang yang begitu suka dengan keberhasilan Atletico Madrid menembus partai final kasta tertinggi sepakbola klub Eropa. Sebetulnya yang menjadi fokus mereka bukanlah soal Atletico-nya, tetapi lebih kepada gaya bermain klub Ibukota Spanyol tersebut yang terlalu defensif. Gaya bertahan (Atletico) seakan-akan menjadi noda yang mencederai keindahan sepakbola. Simak saja kritik Vidal atau Xavi tentang gaya yang ditampilkan Atletico. Sepertinya ini mewakili perasaan penonton pada umumnya lebih menyukai gaya bermain menyerang yang katanya lebih cantik dan eksotis seperti halnya suguhan menarik ala Barcelona, Munchen maupun Real Madrid. Karena gaya bertahan; kritikan, sindiran, dan caci maki pun terjadi beberapa tahun silam ketika di laga pamungkas Chelsea berhasil mengangkut trophi si Kuping Besar dengan p...