Apa kau tahu rasanya menjadi aku?
Melalui hari tanpa belaian lembut Ibu,
Melewati malam tanpa dekapan Sang Ayah,
Melewati malam tanpa dekapan Sang Ayah,
Hanya dingin, kelam, sepi. .
Tanpa seorangpun yang peduli. .
Apa kau tahu rasanya?
Tanpa seorangpun yang peduli. .
Apa kau tahu rasanya?
Ketika mentari berlabuh di pelupuk senja,
aku merebahkan tubuhku di tepi jalanan
berselimutkan mimpi-mimpi yang getir
aku merebahkan tubuhku di tepi jalanan
berselimutkan mimpi-mimpi yang getir
Hanya beralaskan koran,
yah koran berparaskan senyum tuan-tuan penguasa
yah koran berparaskan senyum tuan-tuan penguasa
Dan di kala mentari kembali menyapa,
Aku kembali melangkahkan kakiku,
Menyelusuri lorong-lorong kota,
Tergontai dalam langkah yang kian tak berarah‼
Barangkali kan kutemukan sesuap nasi
Jangan tanyakan mimpi dan hari esokku!
semua terlampau pahit tuk kuimpikan
Semua terlalu suram tuk kuhayalkan
dan teruntuk tuan-tuan penguasa, berjanjilah:
semua terlampau pahit tuk kuimpikan
Semua terlalu suram tuk kuhayalkan
dan teruntuk tuan-tuan penguasa, berjanjilah:
“Jangan pernah kau lahirkan kau lagi‼”
Komentar
Posting Komentar