Langsung ke konten utama

Ganteng 360. .


Senin, 12 Desember 2016, pukul 00:38.

Jam segini belum juga tidur; efek kopi dan insomia yang sudah mendarah daging. Lebih baik cuci mata di Facebook. Liat-liat fotonya teman-teman FB, siapa tahu ada yang masih aktif dan bisa diajak kenalan. Omong-omong  soal foto, saya jadi ingat percakapan beberapa teman beberapa hari yang lalu;
“Hae, ini nona macamnya cantik dan mulus pas saya liat di foto e. . “
“De genok ho awh, kaling ho kaut’i, nehot bakok agu reba di’an one profil’n. .”
Daripada mbulak tidak jelas, lebih baik main ketik dan syukurlah paragraf selanjutnya adalah hasilnya. .

“Hae, ini nona macamnya cantik dan mulus pas saya liat di foto e. . “
“De genok ho awh, kaling ho kaut’i, nehot bakok agu reba di’an one profil’n. .”
Anda mungkin pernah mendengar ungkapan semacam ini, atau mungkin Anda sendiri pernah mengalaminya. Kalau saya, sudah sering! Saya sudah sering menemukan, mempertemukan, ditemukan dan dipertemukan (dengan/oleh) tipe2 semacam ini. Saya sudah banyak kali berkenalan dengan gadis melalui media sosial. Jujur, pada poin pertama saya tertarik karena paras rupawan yang ditampilkan pada foto profil mereka. Sayangnya saya sering dikecewakan ketika bertemu secara langsung karena hasilnya cendrung terbalik.  Demikianpujn sebaliknya, saya juga sering dianggap menarik (cuma) dalam foto, maklumlah saya juga sama seperti orang kebanyakan, saya akan menyeleksi foto yang akan dijadikan sebagai foto profil secara berulang-ulang. Saya akan mencari kualitas dan sudut pengambilan yang terbaik; dengan aplikasi terbaik tentunya. Dalam foto profil media sosial, saya akan terlihat menarik, putih dan mulus, padahal aslinya saya jelek. (Sedih’n kole iw?? hahahahaha. . . .)
Dewasa ini perkara sulap menjadi putih, mulus, ganteng dan cantik bukanlah perkara sulit. Kehadiran aplikasi dalam smartphone memungkinkan kita untuk menghasilkan kualitas foto yang bagus serta hasil tampilan gambar cantik nan ciamik yang diolah secara langsung oleh aplikasi tersebut. 360, b612, beauty plus atau apalah yang lainnya saya tidak begitu mengenalnya, maklum HP saya bukanlah keluaran yang terbaru; aplikasi ini mampu menghasilkan kualitas foto yang bagus dan elok. Kehadiran aplikasi ini mampu menciptakan foto yang mampu menghilangkan kerutan dan jerawat. Wajah jadi kelihatan putih, mulus dan menarik. Sontak, aplikasi ini mengubah kita menjadi “sesuatu” yang indah dan menarik, enak dipandang dan tentunya sekali upload akan mengundang dan mengandung decak kagum. Terbukti, hujan komentar bernada pujian dan sumbangan jempol (Like dalam konteks FB) tidak sedikit yang datang. Makin banyak komentar dan Like, kita akan makin bangga; kita seolah-oleh lupa bahwa semuanya itu maya (semu).
Realitas bermedia sosial memang telah melahirkan banyak hal-hal positif bagi kehidupan kita. Saya secara pribadi merasa yakin bahwa saya tidak  perlu mengulasnya secara lebih mendalam. Selain karena (memang) pengetahuan saya tipis, saya sangat yakin teman-teman pembaca telah menemukan dan merasakan aneka hal-hal positif dalam bermedia sosial melalui refleksi pengalaman pribadi teman-teman pembaca sekalian.  Di sisi lain, saya melihat aplikasi foto dalam smartphone telah memberikan efek baru dalam kehidupan kita. Aplikasi-aplikasi ini telah mengubah kita; telah menjadikan kita sebagai sesuatu yang indah, elok dan menarik tetapi itu hanyalah sesuatu yang sebetulnya “bukan lagi kita”. Dalam bermedia sosial, kita cenderung menampilkan sesuatu yang berbanding terbalik dengan kehidupan nyata. Kita seakan lupa akan diri sendiri kemudian menjadi hamba teknologi yang kehilangan identitas. Saya jadi ganteng karena 360, anda jadi cantik efek b 6 12. Kita sama-sama senang dan bangga, tetapi kita lupa semuanya maya dan semu! Kita sama-sama PALSU‼
Tentu masih segar dalam ingatan kita kisah yang dialami oleh Huang, pria dari Habin China dengan pujaan hatinya Xionjin dari Suzho. Keduanya berkenalan lewat media sosial. Huang amat tertarik dengan pesona dan kecantikan Suzho. Ia pun memutuskan untuk menemui gadis tersebut. Ia rela merogoh kocek puluhan juta demi tiket pesawat, biaya penginapan dan berbagai akomodasi lainnya hanya untuk menemui gadis tersebut. Di akhir cerita, pria tersebut memukul gadis tersebut karena apa yang ia temui tidak sesuai dengan apa yang ia lihat di dunia media sosial. Atau kisah menggelikan sekaligus tragis lain dari negeri Filipina yang bercerita tentang kisah bunuh diri seorang pria bernama Mark Anthony Perez. Pria ini nekat lompat dari lantai 4 sebuah mall di Filipina karena tidak kuat menerima kenyataan yang sebenarnya. Ia kaget, merasa dibohongi dan tak bisa menerima kenyataan tentang gadis yang telah dipacarinya selama beberapa bulan lewat dunia maya.
Realitas lain menunjukkan bahwa kita cendrung memaksakan diri untuk menampilkan segala sesuatu yang terkesan baik-baik adanya, yah memang tidak semuanya. Sampel yang saya ambil untuk membuat kesimpulan seperti ini sebetulnya belum tepat, tetapi entah kenapa sepertinya saya yakin sekali dan paksa diri jadi tahu.  Dalam bermedia sosial, kita kurang memperlihatkan realitas kehidupan sehari-hari kita. Semua rutinitas yang sudah mendarah daging dan selalu kita geluti dalam kehidupan sehari-hari jarang bahkan tidak pernah diekspos. Baru masuk kafe atau resto sekali, pasti langsung diupload, seolah-olah kita terbiasa menghabiskan waktu di tempat-tempat semacam itu. Baru sekali pergi misa dalam satu smester, uploadnya berkali-kali. Belajar dan kerja tugasnya tidak seberapa, postingnya lebay minta ampun. Upload fotonya timi/genok, tidak upload fotonya MET yang cari uang. Hemong kole upload foto ngepel, cuci piring, cuci baju, cempong api agu keru pakang dite gah. Buat diri seolah-olah tidak makan daun singkong. Olee,,, gega dite ho ga.‼
Tulisan saya jadi makin ngawur dan kabur; saya memang tak paham apa yang saya tulis, mungkin juga karena sudah mulai ngantuk.
Saya jadi tidak tahu bagaimana buat penutupnya, bagaimana kesimpulan ataupun solusinya. Yang saya tahu, saya sepakat bahwa: setiap pencerita adalah penghapus‼
Ehh,, Kenapa saya yang repot dan sibuk??? Weki ru kin ca. .

#Nice dreams sahabat dunia maya(t). .

Komentar

  1. Hahahhahahahaaaa......
    Sepertinya kita terhipnotis oleh aplikasi android e abang.
    Tapi ngomong-ngomong banyak juga yang jadian melalui medsos e.
    Sepertinya Medsos jga bisa dijadikan sebagai ajang pencarian jodoh. Hahhahaaaaa....

    BalasHapus
  2. hehehe. .
    Benar sekali itu abang Kon, pengalaman ru kole iwo e. .
    Saya coba melihat fenomena kamera-nya android bang, jadi ganteng dan cantik dalam hitungan detik. . heheh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAHASA MANGGARAI, DIMENSI KOSMOLOGIS DAN REDEFINISI DEFINISI BAHASA KBBI

(Sebuah Catatan Lepas Pebelajar Bahasa Indonesia) Felixianus Usdialan Lagur* PROLOG Demi TUHAN, saya juga tidak tahu apa yang saya tulis. Saya cuma berharap kiranya, pemilihan judul yang terbilang cirang dan legit semacam ini akan dapat dipahami setelah teman-teman selesai membaca tulisan ini. Sebetulnya saya sangat ingin membahasakan judulnya dalam bahasa yang sesederhana mungkin, tetapi saya tidak menemukan padanan kata yang cukup cocok untuk mewakili isi tulisan. Jadi mau tidak mau hajar kat tah. . . HAKIKAT BAHASA Bahasa, baik lisan, tulis maupun bahasa isyarat merupakan alat komunikasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa dikategorikan sebagai kata benda dan memiliki 2 definisi yakni: 1. Sistem lambang bunyi yg arbitrer, yg digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; 2. percakapan (perkataan) yg baik; tingkah laku yg baik; sopan santun (KBBI offline versi 1.5.1). Beberapa definisi bahasa oleh pak...

Ni'ang

Kebahagiaan itu relatif. Setiap orang tentu mendefinisikan kebahagiaannya dengan caranya masing-masing. Saya tidak pernah membayangkan, ternyata menjadi orang tua membuat kami mendekonstruksi salah satu definisi bahagia kami. Seonggok tai ternyata bisa menggoncang arti kata bahagia dan menjadi sumber kebahagiaan yang tiada tara. Ceritanya, sudah 60-an jam putera kami Cino tidak BAB. Kami menduga, mungkin karena perubahan pola makan, berhubung sudah beberapa hari ia MPASI. Sebelumnya ia pernah mengalami hal yang sama, namun kali ini perasaan kami berbeda karena ia baru saja MPASI. Kami takut, jangan sampai kami memberinya pola makan yang salah. Jangan sampai tekstur dan komposisi makanan yang kami berikan tidak tepat. Pikiran kami kacau balau. Dalam sekejap, kehadiran tai di balik celana Cino menjelma menjadi kerinduan terbesar kami. Rasanya betapa rapuh kehidupan kami tanpa kehadirannya. Setiap jam, kami selalu meng- kuncur isi celana Cino untuk memastikan jangan-jangan ia sudah...

PAK POLISI, SETAN JALAN RAYA??

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah pengalaman sederhana. Ceritanya berawal ketika di suatu siang saya mengendarakan sepeda motor ke kampus, seorang anak di kompleks saya bernyanyi dengan semangat dan penuh penghayatan. Saya pun tak sengaja menangkap sedikit penggalan lirik yang dinyanyikannya, kurang lebih seperti ini: “Pramuka, pramuka raja rimba. . Marinir, marinir raja laut. . Kopauss, kopasus raja di udara. . PAK POLISI, SETAN JALAN RAYA. .” Tentu mayoritas orang sangat mengenal lagu ini; dan bisa dibilang lagu ini merupakan salah satu lagu anak yang hampir-hampir tak lekang oleh zaman. Kita yang sewaktu kecil mengikuti kegiatan pramuka tentu akrab dengan lagu ini, kita pasti dapat menyanyikan tiap baris dan bait liriknya dengan baik; kalaupun tidak terlibat dalam kegiatan pramuka, saya yakin paling tidak kita pernah mendengarnya. Yang membuat saya merasa tertarik ialah   penggalan lirik pada bagian terakhir yang berbunyi “PAK POLISI, SETAN JALAN RAYA. .” ...