Ini fotonya Gio; tidak mewakili isi tulisan. . . ^_^ |
Ini berawal dari pertanyaan seorang sahabat yang belum bisa saya jawab. Jadi ceritanya sejak SD hingga SMA, sewaktu mencatat bahan yang didikte oleh guru, dia (dan juga saya) sering mendengar ungkapan dari guru: “pake F Flores” atau “pake V Veronika”. Ungkapan ini sering dipakai oleh guru untuk membantu murid yang pada kata-kata tertentu bingung mau pakai huruf F atau V. Coba kalian ingat-ingat, guru di Manggarai biasa begitu toh??
Dia memulai percakapannya
seperti ini. . .
Coba kraeng
perhatikan kata-kata berikut:
(1). Fian
: Vian (2). Fani : Vani. (3). Feri : Veri (4). Feronika : Veronika (5). Fatamorgana : vatamorgana (6). Fas : vas (7). Fenomena : venomena (8). Fariasi : variasi (9). Formulasi : vormulasi (10). Fantasi : vantasi (11). Frustasi : vrustasi (12). Fragmen : vragmen (13). Flores : Vlores (14). Fosil : vosil (15). Fonem : vonem (16). Faksin : vaksin (17). Fespa : vespa (18). Fakum : vakum
Sekarang coba kraeng baca ulang-ulang dan baik-baik
itu kata-kata di atas. Secara leksikal (juga sesuai hukum-hukum EYD) terutama
untuk kata-kata pada nomor 5-18, kita mungkin bisa mengetahui bentuk yang dianggap
tepat. Tinggal kita cek di KBBI saja.
Persoalannya,
secara fonologis di mana perbedaan bunyi fonem F dan V ketika dirangkaikan
dengan fonem lain?? Saya sudah baca
ulang-ulang dan baik-baik itu kata-kata di atas, macamnya diap bunyi sama saja
e kes. Atau dalam formulasi yang lebih gaul kah kes, apa pendasaran
fonologis yang dipakai untuk menentukan fonem yang tepat (pada bentuk yang
dianggap tepat) pada kata bernomor 5-18?? Apakah sebatas persoalan konvensi
semata??
Krikk,,krikk,,krikk. . *HENING!‼
Mantap rei dite ho e kes, kritis. Ma’u toe manga ata
komen agu teing pencerahan tong. . . .
Komentar
Posting Komentar